Rasa Dingin ku, Mengingat Kita
Rasa Dingin ku, Mengingat Kita
Oleh:
Annisa Aulya Arriyahiyah
Rasa
dingin di malam ini, mencekangkan jiwa dan pikiran yang kurasa. Rasa dingin itu
bagaikan genggaman yang memiliki arah seakan meninggalkan arahnya. Rasa dingin
yang aku dambakan menjadi yang paling aku benci sekarang. Bagaimana rasanya
bila rasa dingin itu menyakitimu secara perlahan. Sedikit demi sedikit ingin
manjauh dari dirimu, bahkan menghilang dari genggamanya sekarang ini. Apa yang
akan aku lakukan selanjutnya?
Sebelumnya
hanya rasa bahagia yang kurasa. Riang yang menemaniku setiap saat. Senyum tanpa
beban setiap waktu yang membuatku merasa menjadi manusia paling berarti. Aku
menganggap dunia ini milikku yang tidak akan ada yang bisa mengacuhkanku. Tidak
ada tangisan melainkan tawa yang menyertaiku. Ku hanya mementingkan duniaiku
saja.
Namun
waktu menemukan jati dirinya, semuanya berubah perlahan. Bahagia dan segalanya
meninggalkanku. Aku yang dulunya menjadi manusia yang paling berarti berubah dan
diacuhkan oleh waktu. Tidak tau siapa yang salah dalam hal ini. Tapi rasa
dingin yang aku ceritakan diawal itulah yang
membuatku mengingat semuanya. Semuanya tanpa terkecuali. Hingga sekarang
aku tersadar akan hal itu.
Aku
sadar bahwa semuanya seperti roda. Tuhan telah menulis takdir setiap kaumnya.
Setiap manusia pasti pernah merasa kaya dan miskin, merasa bahagia dan
tersakiti. Semuanya punya cerita tersendiri dihidup mereka masing masing.
Begitupun dengan aku dan cerita yang aku ceritakan...
Komentar
Posting Komentar