Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Keanehan Senja

Apa kamu tahu apa yang terjadi senja itu? Saat senja datang dan berlalu dia menjadi monster. Monster bangkai berdarah itulah dia. Aku ketakutan, sangat ketakutan? Tetapi apakah kamu tahu bahwa dia ternyata wangi. aku heran namun memang. Dia adalah keanehan. Sungguh kupenasaran apakah sebenarnya? Akhirnya kuterjebak dalam nostalgia malam senja ini.  

Misteri Rembulan Bercahaya

Misteri Rembulan Bercahaya  Oleh : Annisa Aulya Arriyahiyah Saat itu bulan sedang menyinari bumi excel,  aku melangkahkan kaki menuju rumahku yang dipenuhi dengan gemerlapan cahaya. Aku mulai meletakkan kapten merahku yang bermerekkan swallow dihalaman mungil cahaya ini. Tanpa berlama lama aku masuk kerumah dengan berawankan baliho perpustakaan. Sesampaiku didalam ruangan yang berkutub dan berderajat itu aku langsung duduk dibagian samping ruangan sembari menyandarkan punggungku ke semen bercat yellow itu Dalam ruangan berkutub tersebut aku dapat pelajaran menulis paragraf paragraf dengan baik yang dipembinai oleh pahlawan yang paling terhormat. Kumenatap kearah laptop besar tanpa keyboard itu. Kumembaca setiap bait dalam slide yang ditayangkan. Kumenyimaknya dan berharap semoga apa yang aku pelajari ini bisa kuteladankan esok bahkan selamanya. Tetapi aura aura kenegatifan itu menyiksaku bersama dengan alunan kutub kutub berderajat itu. Namun bisakah aku  ...

Teks Anekdot, Aku dan Ayah

Koruptor Oleh: Annisa Aulya Arriyahiyah Kemarin malam, aku tahu apa itu koruptor yang sebenarnya? Semuanya karena aku ikut ayah menonton sebuah berita. Waktu itu, ayah sedang menonton di ruang keluarga sendirian. Aku menghampirinya setelah belajar. Ternyata berita itu tentang seorang koruptor. Saat aku menonton berita itu. Aku menggelengkan kepala dengan penuh kebingungan “apa sebenarnya ini?”  Sehingga aku bertanya pada ayah, “Ayah, koruptor itu apa?”.    Lalu ayah menjawab dengan menatap mataku yang penuh kebingungan ini “Nak, koruptor itu adalah seorang yang mengambil uang negara secara gelap-gelapan” Aku langsung memikirkan bahwa pejabat itu mengambil uang pada saat lampu sedang mati karena itu gelap-gelapan. Lalu aku tanya pada ayah “Apakah benar apa yang aku pikir itu?”  Akhirnya Ayah berkata “Nak itu tidak benar,   koruptor itu tidak mengambilnya saat lampu mati tetapi makna kata gelap-gelapan itu adalah secara me...

HAPPY VIRUS

HAPPY VIRUS Oleh : Annisa Aulya Arriyahiyah Jika ada kata yang bisa kuungkap akan kuungkap dengan jelas. Jika ada kalimat yang jelas baiknya akan kusampaikan dengan benar. Jika ada ungkapan yang benar dan jelas akan kuterapkan dengan sempurna. namun jiwaku mengatakan tidak. Namun hatiku mengatakan mana mungkin. Ada selalu hal yang menuntunku untuk mengatakan “Ahh... tidak mana mungkin, aku? Andai aku bisa terbang bagai kupu-kupu mungil disana. Andai aku bisa menjadi kuat bagai pohon dipinggir jalan sana. Andai aku bisa jadi penyayang bagai dedaunan kering yang berserakan. Andai aku bisa jadi pahlawan seperti air mengalir. Namun, aku tak akan pernah bisa. Sunggu tak bisa! Semuanya karena diriku tak bisa. Itu bukan karakterku apa adanya. Itu bukan diriku yang paling benar. Itu bukan hakikatku sebenarnya. Karena aku adalah senyuman. Aku adalah tertawa. Aku adalah kebahagiaan. Aku adalah keceriaan. Aku adalah bahaya saat ceria. Apa sekarang kau telah mengerti? Apa sekarang...

Sewindu

Sewindu Oleh : Annisa Aulya Arriyahiyah Apakan kau benar tidak tahu bahwa aku selalu munuggumu. Setiap hari kuikuti gerak gerikmu. Setiap pagi kutatap orang-orang yang lewat dan mulai mencari apakah kau juga sedang berjalan. Setiap siang pun kucari hingga malam datang. Dan tak mungkin bila kau tak mengetahuinya bahwa kumenyimpan sebuah rasa yang kupendam sejak lama. Apa benar bahwa kau tak tahu. Memang aku canggung untuk mengatakannya. Tapi apakah kau tidak mengetahui gerakan tubuhku yang telah mengatakannya. Namun jangan takut cukup bagiku bahagia melihatmu tersenyum disetiap pagimu, siangmu dan malammu. Menjadi sebuah teman mungkin jadi hal yang terbaik saat ini. Dan sekarang ku coba mengatakannya kepadamu melalui perantaraan. Iya itu memang benar kulakukan. Tapi setelah itu kau benar berubah, berubah sangat berbeda. Dulumu bukanlah sekarangmu. Aku ingin dulumu kembali. Apa karena rasaku kau menjadi berbeda padaku dan perantaraan kita. Apa benar kah? Aku jadi bingung s...